Beranda / Berita / Detail Berita

Ramida Bangkit, BPJS Ketenagakerjaan Hadir Menjaga Masa Depan

Diterbitkan: 25 November 2025
2 kali dilihat
Ramida Bangkit, BPJS Ketenagakerjaan Hadir Menjaga Masa Depan

Media Penerbit: Rri.co.id

KBRN, Touna : Di sudut timur Sulawesi, di tanah yang dicium angin laut dan dibatasi garis pantai panjang bernama Kabupaten Tojo Una-Una, hidup ribuan pekerja yang setiap hari mempertaruhkan tenaganya untuk negeri ini. Mereka bukan tokoh besar, tapi merekalah yang menjaga kehidupan desa tetap berjalan. Perangkat desa, pemanjat kelapa, nelayan, hingga pekerja kecil yang mencari nafkah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain. Di punggung merekalah berdiri pelayanan publik dan ketahanan hidup masyarakat.

Namun, kehidupan selalu menyimpan sisi yang rapuh. Seperti kisah seorang perempuan bernama Ramida, 50 tahun, warga Desa Pusungi, Kecamatan Ampana Tete. Seorang ibu dari empat anak yang hidupnya mendadak menjadi gelap ketika sandaran hidupnya pergi selamanya. Suaminya, Ardi, adalah seorang sekretaris BPD Pusungi dan juga bekerja di Toko Tani Makmur. Hidup mereka sederhana, tapi cukup. Mimpi anak-anak mereka masih dalam genggaman.

Hingga 17 Agustus 2021, ketika seluruh negeri dipenuhi gegap gempita perayaan kemerdekaan, keluarga ini justru mengalami duka. Ardi meninggal dunia di usia 52 tahun. Hari yang seharusnya penuh sorak sorai berubah menjadi hari paling sunyi dalam hidup Ramida. Tidak ada lagi kepala keluarga. Tidak ada lagi bahu tempat bersandar. Yang tersisa hanya pertanyaan, bagaimana ia akan menata masa depan empat anaknya seorang diri?.

" Tahun 2021 itu waktu hari suami saya meninggal, saya diberitahu pihak kantor desa dan pihak BPJS Ketenagakerjaan. Saya diminta untuk mencari kartu BPJS dan saya dapat ada 2 kartu. Tapi saya tidak paham. Pihak BPJS menyuruh saya mengurus berkas, katanya saya mendapat santunan Jaminan Kematian. Sehari setelah suami saya meninggal saya urus berkas dan Alhamdulillah hari ke-3 saya sudah menerima uang itu. Terus terang bu, waktu hari meninggal "Paetuaku" ( suami saya) saya bukan sedih dia meninggal, tapi saya sedih mampu kah saya "Ba kasi sekolah anak-anak ku" ( menyekolahkan anak-anak saya) karena saat itu saya belum tahu ada itu BPJS Ketenagakerjaan, bahkan anak saya yang kuliah itu bilang kalau tidak mampu dia istrhat dulu kuliah" ujar Ramida dengan mata berkaca-kaca. 

Dari dua kepesertaan itu, Ramida menerima manfaat Jaminan Kematian senilai total 84 juta rupiah. Bagi sebagian orang mungkin biasa saja, tapi bagi Ramida, itu adalah nyawa kedua. Harapan baru. Selain itu, ia juga menerima beasiswa pendidikan untuk dua anaknya. Anak kedua, Farmasi Ningsih, mendapatkan beasiswa 12 juta rupiah per tahun bahkan hingga profesi Ners. Anak ketiga, Ferzi Ahmad, yang saat itu masih duduk di MAN kelas 1, juga menerima 3 juta rupiah per tahun dan kini sudah melanjutkan kuliah dengan beasiswa yang masih terus berlanjut.

" Setelah menerima 84 juta rupiah, pas dihari ke-40 setelah suami saya meninggal, saya menerima lagi untuk beasiswa 2 anak saya yang langsung masuk di rekening. Saya menerima beasiswa untuk 1 kepesertaan karena BPJS yang desa belum cukup 3 tahun. Sedangkan BPJS di Toko Tani itu sudah lebih 3 tahun. Tapi saya sudah sangat bersyukur. Bahkan saya jujur sama ibu, SMS Banking yang masuk itu saya tidak pernah hapus sampai sekarang, " tambahnya. 

Bantuan itu bukan sekadar angka dalam rekening bank. Bantuan itu menjelma menjadi rumah kecil yang kini menjadi milik pribadi Ramida. Dari sisa santunan, ia membeli tanah seharga 6 juta rupiah dan membangun tempat berteduh untuk keluarganya. 

" Alhamdulillah dari sisa 84 juta itu saya beli tanah dengan harga 6 juta, saya usahakan biar kecil saya harus bisa bangun walau hanya pondok untuk "Torang tinggal akan"  (untuk kami tempati). Alhamdulillah kami sudah punya rumah walau hanya kecil dan sekarang, rumah yang saya pinjam ini masih saya pakai untuk usaha loundry," jelas Ramida. 

Namun, cerita Ramida bukan hanya tentang apa yang ia terima.Cerita ini juga tentang bagaimana ia menjaga rasa syukur. Setiap ia melewati Kantor BPJS Ketenagakerjaan Tojo una-una, ia selalu berhenti sejenak. Ia berdiri di depan kantor itu, menundukkan kepala dan berdoa.

" Saya hanya bisa berterima kasih seperti itu. Saya doakan semua pegawai BPJS selalu sehat dan panjang umur. Karena mereka menolong orang kecil seperti saya. Kalau bukan dari mereka, saya tidak tahu lagi bagaimana saya lanjutkan hidup dengan anak-anak. Mungkin ibu tidak percaya, tapi demi Allah rasa syukur saya ini hanya saya dan Allah yang tahu”ujar Ramida. 

Tangis Ramida sering pecah saat mengingat masa gelap saat suaminya meninggal dunia. Namun kini, air mata yang jatuh bukan lagi hanya karena sedih, tapi karena rasa terima kasih yang mendalam.Rasa syukurnya tak berhenti pada ucapan dan doa.

Ramida kini aktif mengajak warga di desanya untuk ikut menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Ia menjadi saksi hidup bahwa program ini bukan janji kosong. Program ini nyata menyelamatkan.

Dan ia pun kini ikut menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan, lengkap dengan program Jaminan Hari Tua (JHT), sebuah langkah untuk memastikan dirinya tidak akan lagi goyah jika suatu hari ujian lain mengetuk pintu.

Perlindungan jaminan sosial bagi pekerja rentan seperti almarhum Ardi adalah penting bahkan krusial. Karena mereka bekerja di garis depan pelayanan masyarakat. Mereka menghadapi risiko kecelakaan kerja, kematian mendadak, bahkan hari tua tanpa jaminan. BPJS Ketenagakerjaan menjadi benteng yang menjaga agar ketika risiko itu datang, keluarga tidak jatuh terlalu dalam dalam jurang kemiskinan.

Di Kabupaten Tojo Una-Una, sudah 1.789 perangkat desa dan BPD terlindungi. Ditambah pekerja rentan desa dan kelurahan masing-masing 100 orang. Total 14.600 pekerja telah tercover jaminan sosial. Tapi masih banyak yang belum terlindungi. Masih banyak yang bekerja dengan modal nekat dan doa.

Saat berkunjung ke Kantor BPJS Ketenagakerjaan Tojo-una saya sempat berbincang-bincang dengan Kepala BPJS Ketenagakerjaan Salfia Latuhihin. Menurutnya, tantangan terbesar di Tojo Una-una ada pada akses wilayah kepulauan, perjalanan laut yang tidak murah dan sinyal komunikasi yang tidak selalu bersahabat. Namun BPJS Ketenagakerjaan tidak tinggal diam. Mereka menggandeng AGEN PERISAI, serta mempermudah pendaftaran dan pembayaran melalui BRILink dan Kantor Pos. Edukasi dan sosialisasi terus dilakukan secara masif, mengedepankan manfaat sebelum regulasi.

" Harapan kami, seluruh pekerja di Kabupaten Tojo Una-Una terdaftar aktif dan terlindungi karena risiko tidak pernah memberi aba-aba dan keluarga harus tetap kuat ketika pencari nafkah pergi untuk selamanya.”tutur Salfia. 

Karena pada akhirnya, hidup adalah perjalanan yang penuh kejutan. Kita tidak bisa menawar takdir. Tapi kita bisa mempersiapkan payung sebelum hujan badai datang. Perlindungan jaminan sosial adalah tentang menjaga asa agar anak-anak tetap bisa melanjutkan sekolah, agar rumah tetap memiliki cahaya, agar istri ataupun suami yang ditinggalkan masih mampu berjalan tegak. 

Kisah Ramida adalah bukti bahwa kebijakan yang tepat benar-benar bisa menyelamatkan masa depan. Bahwa pekerja kecil pun berhak atas perlindungan besar. 

Untuk seluruh pekerja yang hari ini masih menunda mendaftar, mungkin kisah ini bisa menjadi pengingat bahwa jangan menunggu kehilangan untuk menyadari pentingnya perlindungan.Kerja kerasmu layak untuk dijaga.

Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia. © 2025, Copyright RRI.co.id.

Berita Lainnya

Berita InfoPublik - BANTUAN UNTUK PEKERJA RENTAN
InfoPublik - BANTUAN UNTUK PEKERJA RENTAN

01 Dec 2025

Baca Selengkapnya
Berita JMO Permudah Layanan BPJS Ketenagakerjaan, Hadirkan Fitur Lengkap dan Bisa Di Akses Kapan Saja Dimana Saja
JMO Permudah Layanan BPJS Ketenagakerjaan, Hadirkan Fitur Le...

30 Nov 2025

Baca Selengkapnya
Berita Ini Profil Dr Sanco Manullang, Kepala BPJS Ketenagakerjaan Gorontalo yang Baru Dilantik
Ini Profil Dr Sanco Manullang, Kepala BPJS Ketenagakerjaan G...

24 Aug 2025

Baca Selengkapnya
Berita BPJamsostek Ingatkan Peserta Hindari Calo Demi Keamanan
BPJamsostek Ingatkan Peserta Hindari Calo Demi Keamanan

28 Nov 2025

Baca Selengkapnya